
Kalau kamu fans bola sejati, nama Yaya Touré pasti udah nggak asing lagi di telinga. Dia bukan cuma sekadar gelandang, tapi salah satu midfielder paling komplet yang pernah ada. Mau itu soal tenaga, teknik, visi permainan, sampai urusan cetak gol — Yaya punya semuanya. Nah, kali ini kita bakal ngobrol santai soal siapa sih Yaya Touré itu, kenapa dia dianggap legenda, dan kenapa semua fans Manchester City pasti sayang banget sama pemain satu ini.
Awal Karier Yaya Touré: Dari Afrika ke Eropa
Yaya Touré lahir di Bouaké, Pantai Gading, tanggal 13 Mei 1983. Sejak kecil, dia udah demen banget main bola. Nggak heran sih, karena kakaknya, Kolo Touré, juga pemain bola profesional dan pernah main di Arsenal. Jadi, bisa dibilang, darah sepak bola tuh udah mengalir di keluarga mereka.
Yaya mulai kariernya di klub lokal, ASEC Mimosas, yang terkenal banget sebagai pabrik bakat muda di Afrika. Dari sana, dia pindah ke Eropa dan sempat main di berbagai klub: Beveren (Belgia), Metalurh Donetsk (Ukraina), Monaco (Prancis), sampai akhirnya gabung ke Barcelona.
Masa Keemasan Bareng Barcelona
Di Barcelona, Yaya Touré jadi bagian dari era emas saat Pep Guardiola mulai membangun tim legendaris. Meski posisi utamanya gelandang tengah, Yaya juga sempat dimainkan sebagai bek tengah (khususnya saat final Liga Champions 2009 lawan Manchester United). Walaupun posisinya agak dipaksakan waktu itu, dia tetap tampil solid banget.
Selama di Barca, dia ikut nyumbang banyak gelar, termasuk La Liga, Copa del Rey, dan tentu aja Liga Champions. Tapi sayangnya, karena persaingan ketat di lini tengah yang diisi pemain-pemain kayak Xavi, Iniesta, dan Busquets, Yaya nggak dapat tempat utama secara konsisten.
Pindah ke Manchester City: Titik Balik & Legenda Baru
Tahun 2010, Yaya Touré pindah ke Manchester City dengan mahar sekitar £24 juta. Di sinilah dia benar-benar meledak dan menunjukkan potensi maksimalnya. Di bawah asuhan Roberto Mancini dan kemudian Manuel Pellegrini, Yaya jadi motor utama City di lini tengah.
Dia bukan cuma bertugas buat ngatur permainan, tapi juga rajin cetak gol. Musim 2013–2014 jadi musim terbaiknya di Liga Inggris — dia cetak 20 gol di Premier League, angka yang luar biasa untuk ukuran gelandang.
Yaya Touré punya gaya main yang susah dicari duplikatnya:
-
Fisik kuat banget, susah dijatuhin.
-
Umpan akurat dan visi permainan oke.
-
Tendangan dari luar kotak penalti? Gila, tajamnya nggak main-main.
-
Free kick? Bisa juga!
Bisa dibilang, Yaya adalah paket komplit buat posisi gelandang box-to-box.
Trofi dan Prestasi Bareng Manchester City
Bareng Manchester City, Yaya Touré sukses bantu tim meraih banyak gelar:
-
3x Juara Premier League (2012, 2014, 2018)
-
2x Piala Liga Inggris
-
1x FA Cup (2011 – yang juga jadi momen penting karena itu trofi pertama City setelah puasa panjang)
Nggak cuma soal trofi, Yaya juga sering banget jadi penentu di momen-momen penting. Misalnya, gol kemenangan di final FA Cup 2011 lawan Stoke City. Sejak saat itu, Yaya makin dicintai fans The Citizens.
Timnas Pantai Gading: Ikon Sepak Bola Afrika
Di level internasional, Yaya Touré juga punya peran besar buat timnas Pantai Gading. Dia main bareng generasi emas negaranya yang diisi bintang-bintang kayak Didier Drogba, Gervinho, dan Kolo Touré.
Puncaknya? Tahun 2015, Yaya bantu Pantai Gading juara Piala Afrika (AFCON) setelah bertahun-tahun gagal di final. Gelar ini jadi penutup indah buat kiprah internasionalnya.
Gaya Main Yaya Touré: Tenaga Badak, Otak Cerdas
Satu hal yang bikin Yaya Touré beda dari gelandang lain adalah kombinasi tenaga dan kecerdasan bermain. Dia bisa bawa bola dari belakang, ngelewatin 2-3 pemain, terus lepasin tembakan atau umpan terobosan. Di zamannya, jarang banget ada gelandang yang punya gaya main kayak dia.
Dia juga bisa banget jadi pemimpin di lapangan. Meski bukan tipe yang banyak ngomong, tapi aksi dan kontribusinya udah cukup buat jadi panutan.
Sisi Lain Yaya Touré: Sosok yang Jujur & Apa Adanya
Yaya juga dikenal sebagai orang yang jujur dan blak-blakan. Dia pernah buka suara soal kurangnya penghargaan yang dia rasain, bahkan saat dia tampil luar biasa. Kadang komentarnya bikin kontroversi, tapi itu nunjukkin kalau dia care banget sama sepak bola dan pengakuan atas kerja kerasnya.
Setelah Pensiun, Apa Kabar Yaya Touré?
Setelah gantung sepatu, Yaya Touré mulai terjun ke dunia kepelatihan. Dia sempat jadi asisten pelatih di beberapa klub dan akademi, termasuk Tottenham Hotspur dan klub-klub di Rusia dan Belgia. Nggak heran sih, dengan pengalaman dan pengetahuan sepak bolanya, banyak yang percaya suatu saat Yaya bisa jadi pelatih hebat juga.
Yaya Touré bukan cuma gelandang kuat dan tajam, tapi juga ikon sepak bola Afrika modern. Kariernya di Barcelona, dan terutama di Manchester City, udah cukup buat menjadikannya legenda sejati. Dengan kombinasi skill, tenaga, visi, dan kepribadian yang kuat, Yaya Touré layak banget dikenang sebagai salah satu gelandang terbaik di era 2000-an.
Buat kamu yang baru suka bola dan belum sempat nonton aksinya, coba deh cari di YouTube: “Yaya Toure best goals” atau “Yaya Toure Manchester City highlights” — dijamin langsung kagum.