
Kalau kamu ngikutin sepak bola Inggris dari awal 2000-an, nama Theo Walcott pasti pernah jadi pembicaraan besar. Dia dulu disebut-sebut sebagai “anak ajaib” dengan kecepatan kilat dan masa depan cerah. Waktu usianya masih 17 tahun, dia udah masuk skuad Inggris buat Piala Dunia 2006. Gila kan?
Walaupun kariernya nggak se-mewah yang diprediksi dulu, Walcott tetap punya tempat spesial di hati fans—terutama fans Arsenal dan Southampton. Yuk kita bahas bareng gimana perjalanan karier Theo Walcott, dari wonderkid sampai akhirnya gantung sepatu dengan kepala tegak.
Awal Karier: Bocah Cepat dari Southampton
Theo Walcott lahir pada 16 Maret 1989 di Stanmore, Inggris. Tapi dia besar di Compton, dekat Newbury. Bakat sepak bolanya udah keliatan sejak kecil, dan akhirnya dia gabung akademi Southampton, salah satu klub yang terkenal banget melahirkan pemain muda berbakat (kayak Gareth Bale dan Luke Shaw).
Walcott debut di tim utama Southampton waktu usianya baru 16 tahun. Dengan kecepatan lari yang luar biasa dan kemampuan nyerang yang natural, dia langsung menarik perhatian klub-klub besar Inggris.
Dan akhirnya, pada Januari 2006, Arsène Wenger bawa dia ke Arsenal. Umurnya? Masih 16 tahun lebih dikit. Harganya waktu itu sekitar £5 juta, tapi bisa naik jadi £12 juta tergantung performa. Untuk pemain semuda itu, jelas ini angka besar.
Dibawa ke Piala Dunia 2006… Tanpa Pernah Main di Liga Inggris!
Salah satu momen paling heboh dalam karier Walcott adalah ketika pelatih Inggris waktu itu, Sven-Göran Eriksson, tiba-tiba masukin nama Theo Walcott ke dalam skuad Piala Dunia 2006 di Jerman. Padahal, dia belum pernah main satu menit pun di Premier League!
Publik kaget. Banyak yang penasaran apa yang dilihat Eriksson sampai berani ambil risiko bawa bocah 17 tahun ke turnamen sekelas Piala Dunia. Tapi sayangnya, Walcott nggak main sama sekali di turnamen itu. Dia cuma duduk manis di bangku cadangan dan nonton dari pinggir lapangan.
Meski begitu, hype tentang dirinya makin gede. Semua orang berharap dia bakal jadi bintang besar di masa depan.
Karier Panjang di Arsenal: Penuh Momen Naik Turun
Di Arsenal, Walcott menghabiskan lebih dari satu dekade. Dia sempat gonta-ganti posisi—kadang di sayap kanan, kadang di depan sebagai striker. Tapi yang paling konsisten dari dirinya adalah kecepatan lari yang bikin bek-bek lawan kalang kabut.
Salah satu momen terbaiknya bareng Arsenal adalah ketika dia cetak hattrick ke gawang Newcastle United dan saat dia tampil luar biasa lawan Liverpool di Liga Champions 2008—lari dari tengah lapangan, lewatin 4 pemain, dan assist buat Adebayor. Itu momen ikonik yang bikin fans Arsenal yakin kalau Walcott bakal jadi pemain besar.
Sepanjang waktunya di Arsenal, dia mencetak lebih dari 100 gol dan beberapa musim jadi top skor tim. Tapi sayangnya, dia juga sering diganggu cedera yang bikin performanya nggak stabil. Kadang tampil luar biasa, kadang menghilang.
Pindah ke Everton dan Kembali ke Southampton
Tahun 2018, Walcott pindah ke Everton buat cari tantangan baru. Di sana dia sempat jadi andalan di awal, tapi performanya pelan-pelan menurun dan posisinya mulai tergeser. Walaupun begitu, dia tetap profesional dan nggak pernah bikin masalah.
Tahun 2020, Walcott akhirnya kembali ke rumah lamanya: Southampton. Kali ini dengan status sebagai pemain senior. Buat fans The Saints, kembalinya Walcott jadi nostalgia tersendiri. Meski udah nggak secepat dulu, dia tetap kasih pengalaman dan jadi panutan buat pemain muda.
Timnas Inggris: Momen Bersinar dan Dilupakan
Bersama timnas Inggris, karier Walcott juga unik banget. Selain masuk skuad Piala Dunia di usia 17 tahun, dia juga pernah cetak hattrick ke gawang Kroasia di kualifikasi Piala Dunia 2010. Itu bikin dia jadi pemain Inggris termuda yang cetak hattrick.
Tapi sayangnya, dia nggak masuk skuad Piala Dunia 2010 dan 2014, bahkan sempat dibilang “bukan pemain turnamen” oleh Capello dan Hodgson. Padahal, banyak fans yang ngerasa dia layak dapet tempat.
Total dia main 47 kali buat timnas Inggris dan cetak 8 gol. Bukan angka buruk, tapi mungkin nggak sebanding dengan ekspektasi awal saat dia masih disebut sebagai “masa depan Inggris”.
Gantung Sepatu di 2023: Pensiun dengan Kepala Tegak
Tahun 2023, Walcott resmi mengumumkan pensiun dari sepak bola profesional. Usianya saat itu 34 tahun. Meski banyak orang ngerasa dia “nggak maksimal”, tapi kalau dilihat secara objektif, karier Walcott tetap keren banget.
Dia udah main lebih dari 500 pertandingan profesional, cetak lebih dari 100 gol, bawa Arsenal juara FA Cup, dan selalu dikenal sebagai pemain yang kerja keras dan nggak pernah bikin masalah di luar lapangan.
Theo Walcott, Legenda yang Nggak Selalu Dihargai
Theo Walcott mungkin bukan pemain dengan karier paling gemilang di dunia, tapi dia adalah contoh nyata bahwa sepak bola itu nggak melulu soal ekspektasi atau gelar, tapi soal perjalanan. Dari bocah 16 tahun yang dibawa ke Piala Dunia, sampai pemain veteran yang balik ke klub masa kecil—Walcott punya cerita yang seru banget buat diceritain.
Dia selalu main dengan kecepatan, dedikasi, dan senyum. Dan meskipun nggak jadi superstar seperti yang dulu diprediksi, Walcott tetap jadi bagian penting dari sejarah sepak bola Inggris dan Arsenal.
Jadi, buat kamu yang pernah nonton dia ngebut di sisi kanan lapangan, atau ngerasa nostalgic sama gaya mainnya, satu hal yang pasti: Theo Walcott tetap spesial.