Liverpool Hancur Lebur: Tragedi 0-3 Melawan Nottingham Forest

LIVERPOOL — Anfield, benteng yang selama bertahun-tahun dikenal angker bagi tim tamu, berubah menjadi ladang pembantaian yang memalukan bagi tuan rumah. Dalam salah satu hasil paling mengejutkan musim Liga Inggris 2025/2026, Liverpool dihancurkan oleh Nottingham Forest dengan skor telak 0-3 pada Sabtu malam (22/11/2025).

💔 Anfield Berduka, Liverpool Hancur Lebur: Tragedi 0-3 Melawan Nottingham Forest

 

Di Buat Oleh: [MELEDAK77]
Pada tanggal: 23/11/2025

LIVERPOOL — Anfield, benteng yang selama bertahun-tahun dikenal angker bagi tim tamu, berubah menjadi ladang pembantaian yang memalukan bagi tuan rumah. Dalam salah satu hasil paling mengejutkan musim Liga Inggris 2025/2026, Liverpool dihancurkan oleh Nottingham Forest dengan skor telak 0-3 pada Sabtu malam (22/11/2025).

Kekalahan ini bukan sekadar hilangnya tiga poin, namun menjadi bukti nyata bahwa krisis di tubuh The Reds di bawah asuhan Arne Slot telah mencapai titik yang mengkhawatirkan. Kekalahan ini adalah yang keenam dalam tujuh pertandingan terakhir Liverpool di semua kompetisi, sekaligus mengakhiri rekor luar biasa mereka yang selalu mencetak gol dalam pertandingan kandang Premier League sejak Agustus 2015. Liverpool kini terdampar di peringkat 11 klasemen, selisih gol negatif, dan harapan mempertahankan gelar juara Liga Inggris kian jauh panggang dari api.

Sebuah Harapan Palsu: Dominasi Tanpa Efektivitas di Babak Pertama

 

Sebelum kick-off, ada optimisme yang tersisa di Anfield. Meskipun performa tim tidak konsisten, lawan mereka, Nottingham Forest, datang sebagai tim papan bawah yang berada di ambang zona degradasi. Pertandingan ini dipandang sebagai kesempatan emas untuk meraih tiga poin dan menjadikan laga ini sebagai “titik balik” yang telah lama dinantikan. Bahkan penyerang The Reds, Hugo Ekitike, yang masuk sebagai pemain pengganti, sempat berujar bahwa ini adalah momen yang tepat untuk bangkit.

Pelatih Arne Slot mencoba merombak susunan pemain. Ia memainkan Alexander Isak sebagai starter untuk mencari ketajaman, memasukkan Alisson Becker yang kembali dari cedera, dan secara eksperimental menempatkan Dominik Szoboszlai sebagai bek kanan—sebuah keputusan yang kelak akan dipertanyakan habis-habisan.

Babak pertama berjalan sesuai skenario yang diinginkan Liverpool, setidaknya dari sisi penguasaan bola. Statistik mencatat The Reds mendominasi hingga 86% penguasaan bola, menciptakan beberapa peluang lewat Cody Gakpo, Alexis Mac Allister, dan Milos Kerkez. Namun, seperti yang sering terjadi dalam periode buruk, efektivitas dan penyelesaian akhir yang mematikan hilang ditelan bumi. Tembakan Mac Allister diblok, sundulan Kerkez melenceng, dan Matz Sels di bawah mistar gawang Forest tampil solid.

Forest, di bawah arahan manajer Sean Dyche (yang memiliki rekor bagus saat melawan tim-tim besar), bermain sangat disiplin. Mereka menumpuk pemain di area kotak penalti, menerapkan blok rendah yang rapat, dan menunggu kesempatan serangan balik yang cepat.

Petaka Bola Mati dan Kelengahan Fatal

 

Di tengah dominasi The Reds yang terasa hampa, bencana datang pada menit ke-33.

Forest mendapatkan sepak pojok mendatar dari Elliot Anderson. Bola yang datang dari sisi kiri gagal diantisipasi dengan bersih oleh Virgil van Dijk, kapten yang performanya jauh di bawah standar musim ini. Bola liar jatuh tepat di kaki bek tengah Forest, Murillo. Bek asal Brasil itu dengan cepat memutar tubuhnya dan melepaskan tembakan rendah yang bersarang di sudut gawang Alisson Becker.

Liverpool 0-1 Nottingham Forest.

Gol ini menimbulkan kepanikan dan kegelisahan di tribun Anfield. Meskipun VAR sempat meninjau dugaan obstruction yang melibatkan Dan Ndoye di dekat Alisson, gol tersebut disahkan. Hanya beberapa menit kemudian, Forest sempat mencetak gol kedua melalui Igor Jesus, namun beruntung bagi Liverpool, gol tersebut dianulir karena handball dalam proses build-up. Liverpool menutup babak pertama dengan frustrasi total, tertinggal 0-1 meskipun superior dalam segala aspek statistik kecuali hal yang paling penting: gol.

Babak Kedua: Pembantaian dalam 39 Detik

 

Jika ada harapan bahwa half-time dapat digunakan Slot untuk memompa semangat dan menyusun strategi kebangkitan, harapan itu langsung hancur berkeping-keping hanya dalam hitungan detik setelah peluit babak kedua dibunyikan.

Tepat 39 detik setelah kick-off, lini belakang Liverpool—yang terkenal rapuh—melakukan koordinasi yang buruk dan kelengahan yang fatal. Bola dicuri di lini tengah, dan melalui dua umpan pendek cepat, bola sudah berada di kaki Nicolo Savona. Savona, yang tanpa kawalan berarti, berhasil menaklukkan Alisson untuk kali kedua.

Liverpool 0-2 Nottingham Forest.

Gol cepat ini adalah pukulan telak yang mematikan mental para pemain Liverpool dan seluruh isi stadion. Anfield mendadak senyap, yang terdengar hanya sorakan kegembiraan dari segelintir suporter tim tamu.

Arne Slot bereaksi dengan memasukkan pemain-pemain ofensif seperti Hugo Ekitike dan Federico Chiesa. Pergantian ini dimaksudkan untuk meningkatkan daya gedor, tetapi justru membuat lini tengah dan belakang Liverpool semakin terekspos.

Puncak Kejatuhan: Gol Ketiga dan Eksodus Suporter

 

Puncak dari penderitaan The Reds datang pada menit ke-78. Dari skema serangan balik cepat, Forest kembali menunjukkan efisiensi klinis mereka. Omari Hutchinson berhasil melewati bek kiri Andy Robertson (yang masuk menggantikan Kerkez) dengan mudah. Hutchinson kemudian melepaskan tembakan yang masih berhasil ditepis dengan susah payah oleh Alisson.

Namun, seperti yang sudah-sudah, para pemain bertahan Liverpool gagal membersihkan kotak penalti. Bola rebound liar disambut oleh Morgan Gibbs-White yang dengan mudah menyarangkannya ke gawang yang terbuka.

Liverpool 0-3 Nottingham Forest.

Melihat gol ketiga ini, banyak suporter tuan rumah yang sudah tidak sanggup lagi menyaksikan. Eksodus penonton dari Anfield dimulai sebelum peluit panjang dibunyikan. Pemandangan ini, di mana suporter meninggalkan stadion kebanggaan mereka sebelum pertandingan selesai, adalah simbol paling menyakitkan dari seberapa jauh Liverpool telah jatuh musim ini.

Analisis Krisis: Apa yang Salah dengan Liverpool?

 

Kekalahan ini memperlihatkan masalah sistemik yang parah di tubuh Liverpool. Analis Sky Sports bahkan menyebut performa tim kali ini sebagai “catastrophic”.

1. Masalah Taktis: Keseimbangan yang Hilang

 

Arne Slot terus bereksperimen dengan formasi dan pemain, namun hasilnya adalah tim yang kehilangan identitasnya.

  • Pertahanan Bola Mati: Dua dari tiga gol Forest tercipta dari situasi bola mati atau transisi cepat setelah bola mati (gol Murillo dan Gibbs-White). Virgil van Dijk secara terang-terangan mengakui bahwa timnya “terlalu mudah kebobolan” dan mereka “tidak punya dasar” pertahanan yang solid.

  • Eksperimen Gagal: Menempatkan Szoboszlai sebagai bek kanan membuat sisi kanan pertahanan menjadi lubang yang dieksploitasi, meskipun gol-gol Forest datang dari sisi kiri.

  • Transisi Pertahanan: Gol Savona di awal babak kedua adalah kegagalan kolektif lini tengah dan belakang untuk kembali ke posisi setelah kick-off, menunjukkan kurangnya fokus dan konsentrasi.

2. Isak dan Krisis Penyerangan

 

Alexander Isak, rekrutan termahal Liverpool, kembali tampil sebagai starter namun tampil sangat mengecewakan. Selama 68 menit di lapangan, penyerang Swedia itu gagal melepaskan satu pun tembakan. Ia telah menjadi starter sebanyak empat kali, dan empat kali pula Liverpool menelan kekalahan, memperkuat anggapan “kutukan” atas transfernya. Secara keseluruhan, lini serang Liverpool mendominasi penguasaan bola, tetapi tembakan-tembakan mereka mudah dibaca dan seringkali tidak tepat sasaran, dengan expected goals (xG) yang hanya mencapai 1.18, angka yang rendah mengingat dominasi penguasaan bola yang masif.

3. Tekanan di Pundak Arne Slot

 

Kekalahan ini menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan Arne Slot. Meskipun baru menjabat, enam kekalahan dalam tujuh pertandingan terakhir adalah statistik yang tidak dapat diterima oleh klub sekaliber Liverpool, apalagi di Anfield. Tekanan kini berada di level yang luar biasa. Ia harus segera menemukan formula kemenangan dan mengembalikan mentalitas tim sebelum musim ini benar-benar berakhir.

Reaksi dan Dampak

 

Setelah pertandingan, Virgil van Dijk berbicara lantang, mengakui bahwa kekalahan ini sangat memalukan dan timnya berada dalam kekacauan total.

“Kami kebobolan gol yang konyol. Kami tidak memiliki dasar yang kuat saat ini. Setiap orang harus melihat ke cermin dan bertanggung jawab. Ini tidak bisa dibiarkan terus,” ujar Van Dijk.

Sementara itu, Pelatih Arne Slot mengeluhkan masalah rotasi pemain dan kedalaman skuad. Namun, alasan ini sulit diterima oleh para suporter, mengingat skuad yang dimainkan masih diisi oleh pemain-pemain bintang.

Kekalahan ini membuat Liverpool terpuruk ke posisi 11 klasemen sementara. Lebih parahnya, hasil ini berpotensi merusak peluang mereka untuk lolos ke Liga Champions musim depan, sebuah ancaman yang sebelumnya terasa mustahil bagi tim yang hanya beberapa bulan lalu masih bersaing di puncak.

Nottingham Forest sendiri merayakan kemenangan ini layaknya final. Tiga poin ini sangat krusial, membawa mereka menjauh dari zona degradasi dan menunjukkan bahwa mereka memiliki semangat dan organisasi yang solid di bawah Sean Dyche.

Kesimpulan: Jalan Panjang Menuju Penebusan

 

Anfield telah menjadi saksi kejatuhan yang menyakitkan. Tragedi 0-3 melawan Nottingham Forest akan dikenang sebagai salah satu malam terburuk dalam sejarah baru-baru ini. Liverpool sekarang membutuhkan lebih dari sekadar perubahan taktik. Mereka membutuhkan revolusi mentalitas, kepemimpinan, dan yang paling penting, hasil.

Jika Slot dan para pemainnya tidak segera menemukan solusi, musim yang dimulai dengan ambisi mempertahankan gelar ini akan berakhir sebagai kampanye paling mengecewakan dalam lebih dari setengah abad terakhir, mengingatkan pada rekor terburuk mereka sejak 1965.


OLEH MELEDAK77

Scroll to Top