
Kalau lo pecinta sepak bola tahun 90-an sampai awal 2000-an, pasti kenal banget sama nama Hernán Jorge Crespo. Ya, striker asal Argentina ini adalah salah satu penyerang paling berbahaya yang pernah merumput di Eropa. Gayanya yang klasik, insting golnya tajam, dan finishing-nya? Juara banget!
Mungkin sekarang namanya gak terlalu sering dibicarakan kayak Messi atau Aguero, tapi jangan salah… di eranya, Crespo adalah mimpi buruk buat para bek lawan.
Awal Karier: Bakat Alami dari Argentina
Crespo lahir di Buenos Aires, Argentina, tanggal 5 Juli 1975. Sejak kecil, doi udah nunjukin bakat main bola yang luar biasa. Karier profesionalnya dimulai di River Plate, salah satu klub terbesar di Argentina. Di sana, Crespo langsung nunjukin diri sebagai predator kotak penalti. Tahun 1993, di usia 18 tahun, dia udah nyetak gol buat tim senior.
Gak butuh waktu lama, klub-klub Eropa mulai ngelirik. Dan akhirnya, di tahun 1996, Hernán Crespo pindah ke Serie A buat gabung Parma.
Bersinar di Serie A: Duet Maut dan Gol-Gol Cantik
Di Parma, Crespo main bareng bintang-bintang macam Gianluigi Buffon, Fabio Cannavaro, dan Lilian Thuram. Tapi yang paling seru, dia sempat duet bareng Enrico Chiesa—dan ini jadi salah satu duet striker paling mematikan saat itu.
Crespo bukan tipe striker yang banyak gaya. Dia gak ngotak-ngatik bola terlalu lama, tapi posisi dan finishing-nya itu lho… bener-bener klinis. Baik pakai kaki kiri, kanan, atau kepala, semuanya bisa dia manfaatkan buat nyetak gol.
Di musim 1998/1999, Crespo bantu Parma angkat Coppa Italia dan UEFA Cup (sekarang Europa League). Gak cuma jadi pahlawan klub, dia juga makin jadi sorotan di Eropa.
Transfer Termahal Dunia (Waktu Itu)
Tahun 2000, Crespo pindah ke Lazio dengan banderol sekitar £35 juta, yang saat itu jadi rekor transfer termahal dunia. Gila sih!
Tapi ya emang sepadan. Di musim pertamanya bareng Lazio, Crespo langsung jadi top skor Serie A dengan 26 gol. Padahal, waktu itu Serie A terkenal banget sebagai liga yang paling defensif.
Petualangan di Klub-Klub Top Eropa
Setelah sukses di Lazio, Crespo sempat main buat beberapa klub besar lainnya:
-
Inter Milan – Dua periode main di sana, sempat jadi pemain pinjaman juga. Di sini, Crespo makin dikenal sebagai striker yang bisa andalin meskipun udah gak muda.
-
AC Milan – Salah satu momen paling diingat dari Crespo adalah waktu dia nyetak dua gol di final Liga Champions 2005 lawan Liverpool. Sayangnya, Milan kalah lewat adu penalti dalam salah satu final paling gila sepanjang masa.
-
Chelsea – Di bawah Roman Abramovich, Chelsea saat itu ngumpulin banyak bintang. Crespo salah satunya. Walaupun gak selalu jadi starter utama, dia tetap mampu kasih kontribusi, termasuk gol-gol penting di Premier League.
Total, Crespo udah nyetak lebih dari 270 gol sepanjang karier klubnya, yang bukan angka sembarangan buat seorang striker.
Karier Internasional: Perjuangan di Balik Bayang-Bayang Batistuta
Kalau ngomongin striker Argentina era 90-an, pasti langsung kepikiran Gabriel Batistuta. Nah, sayangnya Crespo sering banget harus berbagi atau bahkan duduk di bangku cadangan karena posisi itu didominasi Batigol.
Tapi begitu Batistuta pensiun dari timnas, Crespo langsung step up. Dia jadi top skor Argentina di Kualifikasi Piala Dunia 2002 dan juga tampil oke di Piala Dunia 2006.
Secara total, Crespo udah catatkan 35 gol dari 64 caps bersama Timnas Argentina. Itu bikin dia jadi salah satu top skor sepanjang masa buat La Albiceleste.
Gaya Main: Striker Klasik yang Selalu On-Point
Crespo bukan striker flamboyan yang sering nge-dribble atau nari-nari di depan lawan. Tapi kalau udah di kotak penalti, dia kayak punya radar: tahu banget kapan harus lari, di mana bola bakal jatuh, dan gimana cara eksekusinya.
Keunggulan utama Crespo:
-
Posisi selalu pas
-
Sundulan tajam
-
Finishing luar biasa
-
Tenang di depan gawang
-
Konsisten dan minim cedera besar
Bahkan lawan-lawannya bilang, Crespo itu striker yang keliatan kalem tapi sekali dapat bola—langsung gol.
Pasca Pensiun: Jadi Pelatih dan Bawa Visi Baru
Setelah pensiun tahun 2012, Crespo gak jauh-jauh dari dunia bola. Dia sempat jadi pelatih beberapa klub di Argentina dan Brasil, termasuk:
-
Modena (Italia)
-
Defensa y Justicia – Bawa klub ini jadi juara Copa Sudamericana 2020!
-
São Paulo FC – Walaupun gak lama, tapi dia sempat jadi pelatih klub besar Brasil ini.
-
Al-Duhail (Qatar) – Di klub ini dia menangin Piala Liga Qatar.
Crespo dikenal sebagai pelatih yang suka main menyerang, fokus pada pergerakan tanpa bola, dan tetap mengandalkan striker tajam—ya sesuai gaya main dia dulu lah.
Hernán Crespo, Si Mesin Gol yang Gak Banyak Bacot
Kalau sekarang kita lihat striker-striker modern, banyak yang lengkap skill-nya, tapi jarang ada yang punya insting pembunuh di depan gawang kayak Crespo.
Dia bukan sekadar pemain hebat, tapi juga profesional sejati yang konsisten sepanjang kariernya. Mau main di Italia, Inggris, atau jadi pelatih di Amerika Selatan dan Asia, Crespo tetap kasih pengaruh positif.
Buat fans Argentina dan pecinta striker klasik, nama Hernán Crespo pasti selalu punya tempat spesial di hati.