Kisah Miris 5 Pesepakbola Indonesia yang Hilang Bak Ditelan Bumi

Kisah miris 5 pesepakbola Indonesia yang hilang bak ditelan bumi usai berkarier di luar negeri menjadi potret pahit perjalanan sepak bola nasional. Pada periode 2008 hingga 2012, harapan besar sempat disematkan kepada para pemain muda Indonesia yang dikirim ke luar negeri melalui program Sociedad Anonima Deportivo (SAD) bentukan PSSI. Program ini digadang-gadang menjadi jembatan emas menuju sepak bola profesional dunia.

Uruguay dipilih sebagai destinasi utama karena dikenal sebagai salah satu negara penghasil pemain bertalenta dengan kompetisi usia muda yang kompetitif, terutama di Quinta Division. Sejumlah pemain Indonesia merasakan langsung kerasnya atmosfer sepak bola Amerika Latin, bahkan sebagian sempat mencicipi kompetisi Eropa. Namun, realitas tidak selalu seindah harapan.

Alih-alih menjadi bintang, sebagian dari mereka justru mengalami penurunan karier yang drastis. Ada yang kesulitan beradaptasi saat kembali ke Indonesia, terhambat cedera, hingga memilih pensiun di usia muda. Berikut ini adalah kisah pilu lima pesepakbola Indonesia yang kariernya meredup setelah sempat berkiprah di luar negeri.

Baca juga: 10 Rekomendasi Film Terbaik 2025

Kisah Miris 5 Pesepakbola Indonesia

1. Syamsir Alam, Wonderkid yang Gagal Bersinar Konsisten

Nama Syamsir Alam pernah menjadi simbol harapan baru sepak bola Indonesia. Penyerang kelahiran 1992 ini sempat menimba ilmu di Penarol U-19 (Uruguay), memperkuat CS Vise (Belgia), hingga masuk skuad DC United di Major League Soccer (MLS), Amerika Serikat.

Sayangnya, saat kembali ke Tanah Air, Syamsir kesulitan menemukan performa terbaiknya. Ia berpindah-pindah klub, mulai dari Sriwijaya FC hingga RANS Cilegon FC, tanpa kontribusi signifikan. Popularitasnya justru lebih dikenal di luar lapangan. Pada akhirnya, Syamsir memutuskan pensiun dini dan meninggalkan dunia sepak bola profesional.

2. Alan Martha, Striker Lincah yang Menghilang Terlalu Cepat

Alan Martha adalah tandem Syamsir Alam di lini depan Timnas Indonesia U-19 dan skuad SAD Uruguay. Kecepatannya sempat menjadi ancaman bagi pertahanan lawan. Namun, perjalanan karier Alan tidak berjalan mulus.

Sepulang dari luar negeri, ia memperkuat sejumlah klub seperti Kalteng Putra dan Celebest FC. Sayangnya, minimnya menit bermain dan inkonsistensi performa membuat kariernya cepat meredup. Alan memilih gantung sepatu di usia 25 tahun, sebuah keputusan yang tergolong sangat dini bagi pesepakbola profesional.

3. Zainal Haq, Gelandang yang Terjebak Pasang Surut Karier

Di sektor tengah, Zainal Haq sempat digadang-gadang sebagai gelandang masa depan Indonesia. Ia bahkan menghabiskan tiga tahun bersama CS Vise di Belgia, pengalaman yang jarang dimiliki pemain Indonesia saat itu.

Namun, sepulangnya ke kompetisi domestik, karier Zainal berjalan naik turun. Ia sempat membela Persela Lamongan, tetapi gagal menembus level tertinggi secara konsisten. Kini, di usia 33 tahun, Zainal berstatus sebagai pemain Persida sejak 1 Januari 2025, jauh dari sorotan publik seperti masa mudanya.

4. Reffa Money, Kapten Timnas yang Kariernya Terhenti Cedera

Reffa Money dikenal sebagai pemimpin di lini belakang. Ia pernah dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia U-19 serta skuad SAD Uruguay. Banyak yang memprediksi Reffa akan menjadi bek andalan tim nasional senior.

Sayangnya, cedera lutut parah saat membela klub lokal menjadi titik balik kariernya. Cedera tersebut memaksanya mengakhiri perjalanan sebagai pesepakbola profesional lebih cepat. Kini, Reffa memilih jalan hidup baru dengan bergabung sebagai anggota TNI Angkatan Darat setelah dinyatakan pulih dan lolos seleksi.

5. Yericho Christiantoko, “Roberto Carlos Indonesia” yang Terlupakan

Nama terakhir yang masuk kedalam daftar 5 pesepakbola Indonesia adalah Yericho Christiantoko, pemain yang sempat dijuluki sebagai “Roberto Carlos Indonesia” berkat gaya bermain ofensif dan kemampuan olah bola di sisi kiri pertahanan. Yericho juga pernah membela CS Vise bersama rekan-rekannya di Eropa.

Namun, sepulang ke Indonesia, karier Yericho diwarnai ketidakpastian. Ia kerap berstatus tanpa klub (free agent) dan kesulitan menemukan tim yang memberi kepercayaan penuh. Setelah meninggalkan RANS FC pada 1 Juli 2025, Yericho hingga kini belum membela klub mana pun.

Baca juga: Drama Hari Terakhir Bursa Transfer 2025

Scroll to Top